Put Me Down

Wednesday, May 05, 2004

JOGJA STORY PART I

Buat: Yang terhormat Yohanes Hartadi

Oh, ya? Jadi nasib kita sama dong. Sejak SD saya sudah jualan mie dan kadang ider sama nitip makanan kulakan (Mungkin kayak cerpen atau novel ya, tapi itu kenyataannya). Tapi Yo tentu saja tidak penah ngrasain dikompas orang sama diludahi mukanya kan? Saya pernah.
Susah memang jadi orang miskin, punya duit banyak
dikira maling, punya duit sedikit kepengen apa-apa.

Tapi Yo juga gak pernah bangun subuh jam 02.30 pagi
untuk belanja di Beringhardjo buat buka warung kan.
Terus tutup warung dan itung-itung laba sampe jam 23 malem kan? Saya melakukannya sejak SD kelas 4 hingga SMA kelas 2.

Soalnya dengan jalan itu kami bisa makan.
Saat yang lain sibuk belajar dan menyelesaikan masa
remajanya, saya hanya bisa belanja, masak, dan jualan.
Tentu saja saya tidak tumbuh menjadi si terpelajar.
Dan saya tidak menyesalinya, karena saya diajarkan
untuk ubet nggolek dhuwit.

Oh iya waktu Kuliah? Pernah enggak, Yo dateng ke pesta-pesta nikahan waktu kuliah. Untungnya saya tidak melihat anak-anak USD di pesta-pesta tersebut. Saya ikut borongan laden saat ada pesta nikahan di Jogja (istilahnya Sinoman) itupun dengan persaingan ketat.
Kostumnya celana item, baju putih dan peci item. Sistemnya borongan dengan sekali tampil berhonor 15 ribu. Saya berterima kasih dengan pemuda kampung saya yang mengajak saya menjadi laden.

Maaf kepada teman-teman semuanya yang selalu marah
setiap kali saya hilang duluan dari kampus, khususnya
angkatan 94. Saya tidak terus terang dengan satu hal
kerjaan ini.

Bangga lho, Yo bisa sekolah lagi bahkan di luwarnegeri. Prospek ke depan Yo pasti bagus. Soalnya beda dengan saya yang harus kembali kerja lagi dan gak punya kesempatan membalas dendam mendapatkan kembali waktu saya yang hilang sejak kecil. Tapi ya itu tadi Yo.. "Nrimo Ing Pandhum". Saya berterima kasih diberi kesempatan sejak kecil berkeliaran di Bringhardjo, sebab saat ini saya ubet nggolek dhuwit. Juga menjadi
laden (idep-idep mangan gratis). Kasarane dadi calo ya diangkaaaaaaaaaat....

Maafkan saya, sukses buat kamu....

NB: Buat Pipin, tentang kobis dan lombok kita, itu
cerita yang benar. Karena Bringhardjo-lah saya dengan
bercanda menyebut kamu sebagai bakul kobis dan lombok berjarik merek Dolce Gabbana.

Tentang tukang becak, tidak pernah terlintas sebagai kerjaan untuk saya ambil. Soalnya susah banget cara mengemudikannya. Dulu waktu nyari tebu, saya dan teman-teman ngembat becak depan rumah. Abot juga lho nyetangi-nya he-he-he-he.
Sukses juga buat Pipin.


Ignatius Suryadi (Nama beken Klemin S),-
Kelahiran Godean, Kring Sendang Arum,
Belakang Gunung So
(Satu Klub dengan Glempong dan Hoho).

* About Dog

HANYA seorang yang terus belajar dalam hidup dan kehidupan tentang hidup dan kehidupan itu sendiri. Memikirkan dan terus mencoba berkreasi dengan cipta dan rasa dalam bungkus kata terhadap makna. Sebelum makna itu sendiri lari meninggalkan kata. Kata jadi Hampa dan tak berguna. Sekadar coba mewujudkan hidup yang lebih utuh dalam dunia kita.

KUMPULAN perenungan ini adalah hasil rangkuman dari apa yang pernah terbaca dan yang telah tertulis sebelumnya oleh para "sahabat" yang membakt

mail : aku_temanmu@hotmail.com
ym : gadjah_gondrong@yahoo.com

* Dog Archieves

Thursday, April 15, 2004 Friday, April 16, 2004 Saturday, April 17, 2004 Monday, April 19, 2004 Tuesday, April 20, 2004 Thursday, April 22, 2004 Friday, April 23, 2004 Saturday, April 24, 2004 Saturday, May 01, 2004 Monday, May 03, 2004 Wednesday, May 05, 2004 Wednesday, May 12, 2004


* Dog Search
Site search Web search

powered by FreeFind

* Dog Fellaz

Smarapradhipa
Cintya
Gorillaz
Tamara
Shinta


* Dog Fave links

Hotmail
Mail2web
Yahoo
Google
Kompas


* Dog Tag
Name

URL or Email

Messages(smilies)


* Dog Thx To

- blogger
- blogskins.com
- serendipityq.com


Putmedown Now!
Apakah kita semua cenderung egois dalam hidup ini?

Ya
Mungkin
Tidak
Tidak tahu

Jika benar kita cenderung egois dalam hidup, apakah kita harus memperbaikinya?

Ya
Mungkin
Tidak
Tidak tahu